Kajian Potensi Interaksi Obat Pada Pasien Glaukoma di Salah Satu Rumah Sakit di Bandung

Authors

  • Ani Anggriani Sekolah Tinggi Farmasi Bandung, Indonesia Author
  • Pujani Utami Sekolah Tinggi Farmasi Bandung, Indonesia Author
  • Ida Lisni Rumah Sakit di Bandung Author

Keywords:

Drug Related Problems, kombinasi obat, anti glaukoma

Abstract

Latar belakang: Glaucoma menempati urutan kedua (12,3%)setelah katarak (47,8%) sebagai penyebab kebutaan kedua diseluruh dunia.Interaksi Obat merupakan salah satu Drug Related Problems(DRPs) yang dapat mempengaruhi terapi pasien.Tujuan Penelitian adalah mengkaji  potensi interaksi obat glaukoma pada pasien rawat jalan di salah satu rumah sakit di Bandung. Metode Penelitian:deskriptif,pengumpulan data secara retrospektif melalui data rekam medik pasien.Hasil: hasil analisis yang dapat diambil yaitu data kuantatif meliputi jumlah pasien glaukoma yang paling banyak yaitu berjenis kelamin perempuan sebanyak 46,90 %, jumlah pasien paling banyak yaitu berada pada kelompok umur > 65 (manula) sebesar 34.96 %, jumlah pasien berdasarkan diagnosis glaukoma yaitu glaukoma sudut tertutup sebesar 51,77%, jumlah pasien penggolongan obat yang paling banyak digunakan adalah golongan beta bloker sebanyak 42,70 %,  jumlah pasien berdasarkan rute pemberian obat yang paling banyak digunakan dengan rute pemberian tetes mata sebanyak 68,14  %, kemudian data kualitatif meliputi jumlah Resep obat glaukoma berdasarkan kesesuaian dosis yaitu 100% sesuai,  jumlah potensi interaksi obat anti glaukoma adalah sebesar 19,46%. Kesimpulan: Potensi interaksi obat anti glaukoma yaitu  pada kombinasi obat timolol-brimodine dan betaxolol brimodine serta acetazolamide – glycerol dengan klasifikasi moderat : Cukup signifikan secara klinis. Biasanya menghindari kombinasi; menggunakannya hanya dalam keadaan khusus.

References

1. Quicley HA, Broman AT. The number of people with glaucoma worldwide in 2010 and 2020. Br J Opthalmol. 2006;90:262-7.

2.Vaughan, Daniel., Taylor Asbury, Paul Riordan-Eva (1998). General Ofthalmology Appleton & Lange. 15th Revised Edition.

3. Stockley, Ivan.,H. (2009). Drug Interaction. London, UK :The pharmaceutical Press

4. Rova Virgana (2007) Ocular Pharmacotherapy in Glaucoma, Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Unpad Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung

5. Aslam, Mohamed. (2003). Farmasi klinis:Menuju Pengobatan Rasional dan Perhargaan Pilihan Pasien. Universitas Surabaya.

6. Dipiro, Joseph T., Robert L. Talbert, Gary C. Yee, dkk (2008). Pharmacotheraphy “A Phatophisiologis Approach”,7th Ed,The Mcdraw –Hill Companies.

7. King MH, Richards DW "Near syncope and chest tightness after administration of apraclonidine before argon laser iridotomy." Am J Ophthalmol 110 (1990): 308-9

8. Nordlund JR, Pasquale LR, Robin AL, Rudikoff MT, Ordman J, Chen KS, Walt J "The cardiovascular, pulmonary, and ocular hypotensive effects of 0.2% brimonidine." Arch Ophthalmol 113 (1995): 77-83

9. Muller-Lissner SA "Adverse effects of laxatives: fact and fiction." Pharmacology 47 (1993): 138-45

10. Blumenthal M, Goldberg A, Brinckmann J, eds. "Herbal Medicine: Expanded Commission E Monographs." Newton, MA: Integrative Medicine Communications (2000):

11. Chin RL "Laxative-induced hypokalemia." Ann Emerg Med 32 (1998): 517-8

Published

2016-06-30

How to Cite

Kajian Potensi Interaksi Obat Pada Pasien Glaukoma di Salah Satu Rumah Sakit di Bandung. (2016). Jurnal Sains Dan Kesehatan, 1(5), 226-235. https://jsk.ff.unmul.ac.id/index.php/JSK/article/view/162