Informasi Perdagangan Akar Kuning di Pasar Tradisional Martapura dan Pasar Tradisional Rantau, Kalimantan Selatan

Authors

  • Syamsu Eka Renaldi Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam Author
  • Suryanto Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam Author
  • Septina Asih Widuri Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam Author

Keywords:

akar kuning, perdagangan, Kalimantan Selatan

Abstract

Akar kuning merupakan salah satu tumbuhan obat asli Kalimantan yang terdiri dari sedikitnya tiga spesies yaitu Fibraurea tinctoria Lour., Arcangelisia flava Merr. dan Coscinium fenestratum (Gaertn.) Colebr. Bagian batang dan akar dari tumbuhan ini dimanfaatkan secara tradisional oleh etnis asli Kalimantan seperti Dayak dan Banjar serta Kutai untuk mengobati beberapa penyakit seperti malaria, hepatitis/liver dan kencing manis. Khasiat tersebut didukung oleh berbagai penelitian yang menyebutkan akar kuning mengandung senyawa kimia yang berperan sebagai hepatoprotektor, antibakteri, anti malaria dan anti kanker. Jenis Coscinium fenestratum memiliki nilai komersial tinggi di India dan Srilangka sebagai bahan baku industri obat modern. Perdagangannya di negara tersebut telah diatur sangat ketat karena berimbas pada kelangkaan jenis tersebut akibat eksploitasi besar-besaran. Meskipun akar kuning memiliki potensi besar sebagai bahan baku industri obat modern, namun saat ini informasi perdagangan akar kuning di Indonesia masih sangat terbatas. Kajian ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi perdagangan akar kuning di sejumlah pasar tradisional di Kalimantan Selatan. Informasi dasar ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan strategi pengembangan dan pemanfaatan akar kuning sebagai komoditas Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Berdasarkan pengumpulan data di lapangan, kebutuhan akar kuning untuk industri jamu tradisional di Kalimantan Selatan masih relatif sedikit. Ketersediaan akar kuning masih memadai dan belum terjadi eksploitasi besar-besaran di alam untuk pasokan akar kuning di wilayah Kalimantan Selatan.

References

[1]. Ahmed, T., Gilani, A. U. H., Abdollahi, M., Daglia, M., Nabavi, S. F., & Nabavi, S. M. (2015). Berberine and neurodegeneration: A review of literature. Pharmacological Reports, 67(5), 970–979. https://doi.org/10.1016/j.pharep.2015.03.002

[2]. Balittro. (2001). Pengembangan agribisnis berbasis tanaman obat. Prosiding Seminar Nasional XIX Tumbuhan Obat Indonesia. Bogor: Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Bogor bekerjasama dengan Kelompok Kerja Nasional Tumbuhan Obat Indonesia dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.

[3]. Biofarmaka-IPB. (2002). Tanaman Obat Indonesia: Keragaan Pasar, Standar Mutu dan Permasalahannya. Bogor: Pusat Studi Biofarmaka-LP IPB bekerjasama dengan Direktorat THSAT, Dirjen B2HP Deptan.

[4]. El-Wahab, A. E. A., Ghareeb, D. A., Sarhan, E. E., Abu-Serie, M. M., & Demellawy, M. A. El. (2013). In vitro biological assessment of berberis vulgaris and its active constituent, berberine: antioxidants, anti- acetylcholinesterase, anti-diabetic and anticancer effects. BMC Complementary and Alternative Medicine, 13.

[5]. Hess, C., & Ostrom, E. (2007). Retrieved from Workshop in Political Theory and Policy Analysis.

[6]. Hornok. L. (1992). General aspects of medicinal plants. In L. Hornok, J. Wiley, & Chichester (Eds.), Cultivation and Processing of medicinal Plants (pp. 3–9). New York: John Wiley & Sons.

[7]. Indartik. (2009). Potensi Pasar Pulai Sebagai Sumber Bahan Baku Industri Obat Herbal Stusi Kasus Jawa Barat dan Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Sosial Dan Ekonomi Kehutanan, 2(2), 159–165.

[8]. Kanaya, I. A., & Firdaus, M. (2009). Daya Saing dan Permintaan Ekspor Produk Biofarmaka Indonesia di Negara Tujuan Utama Periode 2003-2012. Jurnal Manajemen & Agribisnis, 11(3), 183–198.

[9]. Pasolong, H. (2005). Metode Penelitian Administrasi, untuk Organisasi Profit dan Non Profit. Makasar: Lembaga Penerbitan UNHAS.

[10]. Pramono E. (2002). Perkembangan dan prospek industri obat tradisional Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia. Surabaya: Fakultas Farmasi Universitas Surabaya.

[11]. Preetha, N., Laladhas, K., & Oommen, O. V. (2015). Stratagem for Sustainable Utilization of Medicinal Plant Resources. In Procedings of TIM-Research Conference on Sustainability and Management Strategy.

[12]. Raza, A., Aslam, B., Naseer, M. U., Ali, A., Majeed, W., & Hassan, S. U. (2015). Antitumor Activity of Berberine Against Breast Cancer: a Review. International Research Journal of Pharmacy, 6(2), 81–85. https://doi.org/10.7897/2230-8407.06219

[13]. Sangat, H., Zuhud, E. A. M., & Damayanti, E. K. (1999). Kamus Penyakit dan Tumbuhan Obat Indonesia (Etnofitimedika 1). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

[14]. Sun, Y., Xun, K., Wang, Y., & Chen, X. (2009). A systematic review of the anticancer properties of berberine, a natural product from Chinese herbs. Anti-Cancer Drugs, 20(9), 757–69. https://doi.org/10.1097/CAD.0b013e328330d95b

[15]. Tushar, K. V., George, S., Remashree, A. B., & Balachandran, I. (2008). Coscinium fenestratum (Gaertn.) Colebr.-A Review on this Rare, Critically Endangered and Highly-Traded Medicinal Species. Journal of Plant Sciences, 3(2), 133–145.

Published

2024-11-14

How to Cite

Informasi Perdagangan Akar Kuning di Pasar Tradisional Martapura dan Pasar Tradisional Rantau, Kalimantan Selatan. (2024). Jurnal Sains Dan Kesehatan, 1(8), 434-439. https://jsk.ff.unmul.ac.id/index.php/JSK/article/view/123