Aktivitas Antibakteri Fraksi Daun Kakao (Theobroma cacao L.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro

Penulis

  • Noviana Mandhaki STIKes Karya putra bangsa Tulungagung Penulis
  • Choirul Huda Prodi S1 Farmasi, STIKes Karya Putra Bangsa, Tulungagung Penulis
  • Amalia Eka Putri Prodi S1 Farmasi, STIKes Karya Putra Bangsa, Tulungagung Penulis

Kata Kunci:

Daun kakao, Staphylococcus aureus, Fraksinasi, Difusi

Abstrak

Tanaman kakao merupakan komoditas perkebunan di Indonesia. Bagian paling banyak pada tanaman kakao yaitu daun kakao. Salah satu pemanfaatan daun kakao oleh masyarakat yaitu sebagai pupuk kompos, namun belum dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan baku obat tradisional. Berdasarkan penelitian, daun kakao mengandung senyawa metabolit sekunder yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus yang sering menyebabkan infeksi pada manusia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas fraksi etanol, diklorometana, dan n-heksan dari ekstrak daun kakao sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923. Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi yaitu maserasi dan fraksinasi menggunakan pelarut etanol, diklorometana, dan n-heksan. Uji aktivitas antibakteri fraksi daun kakao menggunakan metode difusi cakram dengan seri konsentrasi 10%, 20%, dan 30%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etanol dan diklorometana memiliki aktivitas antibakteri.

Referensi

[1.] Afifurrahman A, Samadin K, Aziz S. Pola Kepekaan Bakteri Staphylococcus Aureus terhadap Antibiotik Vancomycin di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Majalah Kedokteran Sriwijaya. 2014;46(4):266–70.

[2.] Direktorat Jenderal Perkebunan. Statistik Perkebunan Indonesia-Kakao. 2007;(2007)

[3. ] Depkes RI. Materi Medika Indonesia. Jilid V. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 1989.

[4.] Fauzi AD. Panduan Lengkap Manfaat Tanaman Obat. Jakarta: Edsa Mahkota; 2008.

[5.] Harborne JB. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Kedua. Bandung: ITB; 2006.

[6.] Hassan SM. Antimicrobial Activities of Saponin-Rich Guae Meal Extract Poultry Science. A & M Universitity; 2008.

[7.] Insanu M, Ruslan K, Fidrianny I, Wijaya S. Isolasi Flavonoid dari Daun Durian (Durio Zibethinus Murr., Bombacaceae). Acta Pharml Indonesia. 2011;36(1 & 2):6–10.

[8.] Jawetz, E. Melnick, J.L dan Adelberg E. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC; 2005.

[9.] Kusumowati ITD, Melannisa R, Prasetyawan A. Daya Antibakteri EKstrak Etanol Daun Senggani (Melastoma affine D. Don). Biomedika. 2014;6(2):22–5.

[10.] Latifah. Identifikasi Golongan Senyawa Flavonoid dan Uji Aktivitas Antioksidan pada Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) dengan Metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil). UIN Maulana Malik Ibrahim Malang; 2015.

[11.] Ngajow M, Abidjulu J, Kamu VS. Pengaruh Antibakteri Ekstrak Kulit Batang Matoa (Pometia pinnata) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus secara In vitro. Jurnal MIPA. 2013;2(2):128.

[12.] Prajitno A. Uji Sensitifitas Flavonoid Rumput Laut (Eucheuma Cottoni) sebagai Bioaktif Alami terhadap Bakteri Vibrio Harveyi. Jurnal Protein. 2007;15(2):66–71.

[13.] Singh N, Datta S, Dey A, Chowdhury AR, Abraham J. Antimicrobial activity and cytotoxicity of Theobroma cacao extracts. Der Pharmcia Lettre. 2015;7(7):287–94.

[14.] Susanty, Bachdim F. Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Refluks terhadap Kadar Fenolik dari Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays L.) (Susanty, Fairus Bachmid).Konversi. 2012;5(2):87–93.

Unduhan

Diterbitkan

2024-11-14

Terbitan

Bagian

Articles

Cara Mengutip

Aktivitas Antibakteri Fraksi Daun Kakao (Theobroma cacao L.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro. (2024). Jurnal Sains Dan Kesehatan, 3(2), 188-193. https://jsk.ff.unmul.ac.id/index.php/JSK/article/view/332