Studi Etnofarmakologi Tumbuhan Obat Luka Terbuka di Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima

Ethnopharmacological Study of Open Wound Medicinal Plants in Ambalawi District, Bima Regency

Penulis

  • Avida In Amy Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Mataram, Mataram, Indonesia Penulis
  • Yayuk Andayani Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram, Mataram, Indonesia Penulis
  • Agriana Rosmalina Hidayati Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Mataram, Mataram, Indonesia Penulis https://orcid.org/0000-0003-0112-2563

Kata Kunci:

Etnofarmakologi, Luka Terbuka, Index of Cultural Significance, Fidelity Level, Factor of Informant Consensus

Abstrak

Melestarikan pengobatan tradisional oleh penyehat tradisional. Pengobatan tradisional luka terbuka di etnis Bima masih berdasarkan garis keturunan, dokumentasi dan penelitian secara ilmiah masih sedikit. Sehingga perlu dilakukan penelitian terkait studi etnofarmakologi pengobatan luka terbuka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan etnofarmakologi dan nilai kepentingan suatu tumbuhan untuk pengobatan luka terbuka di Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima. Pemilihan informan dilakukan dengan metode snowball sampling non diskriminatif dan wawancara dilaksanakan secara semi-terstruktur. Informan merupakan hattra atau biasa disebut sando oleh masyarakat Bima yang memiliki pengetahuan terkait pengobatan luka terbuka. Hasil wawancara dengan informan akan dianalisis menggunakan Index of Cultural Significance (ICS), Fidelity Level (FL), dan Factor of Informant Consensus (FIC). Hasil menunjukkan terdapat 15 spesies dari 14 famili tumbuhan sebagai obat luka terbuka. ICS tertinggi pada spesies Chromolaena odorata L. dengan nilai 186. Nilai FL berkisar antara 11,11-100%. Nilai FIC luka lecet 0,742, luka sayat 0,815, luka tusuk 0,792, luka bakar 0,800, luka gigitan 0,889, dan luka infeksi 0,833. Penentuan dosis masih menggunakan cara tradisional dan secara umum pengobatan dilakukan dua kali sehari. Pengetahuan etnofarmakologi tumbuhan obat luka terbuka oelh Sando Lo’i di Kecamatan Ambalawi berpotensi untuk dikembangkan secara ilmiah lebih lanjut.

Referensi

Wibowo, S. A., dan Wahyono S., 2017. Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat Berbasis Komunitas di Indonesia, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Schmidt, B. M., and Cheng D. M. K. (Ed.), 2017. Ethnobotany: A Phytochemical Perspective, USA: John Wiley and Sons Ltd.

Berman, A., 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis (5th ed), Jakarta: EGC.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2018. Laporan Nasional Riskesdas 2018, Jakarta: Author.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2018. Laporan Provinsi Nusa Tenggara Barat Riskesdas 2018, Jakarta: Author.

Aryati, Y. V. P., Setiawan I., Ariani N. R., dan Hastuti D. D., 2019. Pengaruh Gel Kombinasi Ekstrak Kulit Semangka (Citrullus lanatus (Thunb.)) dan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada Kelinci (Effect of Watermelon Skin Extract Gel Combination (Citrullus lanatus (Thunb.)) and Mangosteen Skin Extract (Garcinia mangostana L.) Against Healing Burns in Rabbits). Indonesian Journal of Medical Science, 6, (1), 73-78.

Reddy, J. M., Mohammad I. S., S.M. Gopinath, K. S. Dayananda., Mandal A., dan K. M. Puroshotham, 2014. Phytochemical Analysis of Some Indigenous Wound Healing Plants. Global Journal of Research on Medicinal Plants and Indigenous Medicine, 3, (3), 101-104.

Arasti, 2021. Studi Etnobotani Tumbuhan Obat pada Masyarakat Lokal Kabupaten Bima Sebagai Sumber Belajar Hayati, Thesis, Program Studi Magister Pendidikan Bilogi, Universitas Muhammadiyah Malang.

Mujahid, R., Wahyono S., Priyambodo W. J., dan Subositi D., 2019. Studi Etnomedicine Obat Luka Terbuka dan Sakit Kulit pada Beberapa Etnis di Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Ilmiah Farmasi, 7, (1), 27-34.

Adiputra, I. M. S., et al., 2021. Metodologi Penelitian Kesehatan. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bima, 2021. Kecamatan Ambalawi dalam Angka 2021, Bima: Author.

Dalimartha, S., 2000. Atlas Tumbuhan Obat Jilid 2, Jakarta: Pusaka Bunda.

Dalimartha, S., 2009. Atlas Tumbuhan Obat Jilid 6, Jakarta: Pusaka Bunda.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2017. Farmakope Herbal (2nd ed), Jakarta: Author.

Backer, C. A., dan Bakhuizen, R. C., 1968. Flora of Java, Netherland: Worters Noordhoof Gronigen. Diterjemahkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1989. Materia Medika Indonesia (5th ed), Jakarta: Author.

Friedman, J., Yaniv Z., Dafni A., and Palewitch D., 1986. A Preliminary Classification of the Healing Potential of Medicinal Plants, Based on A Rational Analysis of An Ethnopharmalogical Field Survey Among Bedouins in the Negev Desert, Israel. Journal of Ethnopharmacology, 16, 275-287.

Trotter, R. T., and Logan M. H., 1986. Plants in Indigenous Medicine and Diet: Biobehavioral Approaches, London: Routledge.

Zulharman, Yaniwiadi B., dan Batoro J., 2015. Etnobotani tumbuhan obat dan pangan masyarakat suku sambori kabupaten bima nusa tenggara barat indonesia. Natural B, 3, (2), 198-204.

Marjuliana, R., 2019. Studi Etnofarmakologi Antiparasit Masyarakat Komunitas Adat Dusun Limbungan di Lombok Timur. Skripsi. Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran. Universitas Mataram.

Zulharman, Yaniwiadi B., & Batoro J. 2015. Etnobotani Tumbuhan Obat dan Pangan Masyarakat Suku Sambori Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat Indonesia. Natural B, 3(2), 198-204

Kurniawan, 2015. Mantra lo’i Keta Masyarakat Bima: Kajian Semiotika Riffaterre dan Relevansinya dengan Pembelajaran Kebutuhan Dasar Manusia I di SMK Kesehatan Yahya. Litera Jurnal Bahasa dan Sastra, 1, (2), 123-137.

Unduhan

Diterbitkan

2024-11-14

Terbitan

Bagian

Articles

Cara Mengutip

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan Obat Luka Terbuka di Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima: Ethnopharmacological Study of Open Wound Medicinal Plants in Ambalawi District, Bima Regency. (2024). Jurnal Sains Dan Kesehatan, 4(6), 585–595. https://jsk.ff.unmul.ac.id/index.php/JSK/article/view/475