Analisis Pengaruh Waktu Pemanasan Terhadap Kadar Oksalat Dalam Bayam Hijau (Amarantus hybridus) Dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis

Authors

  • Rusvirman Muchtar Jurusan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi – Bandung Author
  • Yudi Fudiesta Jurusan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi – Bandung Author
  • Sukrido Jurusan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi – Bandung Author
  • Devi Windaryanti Jurusan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi – Bandung Author

Keywords:

Bayam (Amaranthus hybredus), Asam oksalat, Spektrofotometer UV-Vis

Abstract

Bayam hijau (Amaranthus hybridus) sudah dimanfaatkan sebagai pelengkap makanan berupa sayuran bayam dimasak melalui proses pemanasan dengan rebusan (sayur bayam bening) dan ditumis (sayur bayam). Selain mengandung banyak gizi, bayam juga mengandung zat anti gizi yaitu oksalat yang dapat mengendapkan kalsium dan membentuk kalsium oksalat yang tidak dapat diserap oleh tubuh, sehingga terbentuk endapan garam yang tidak dapat larut yang menyebabkan munculnya penyakit batu ginjal. Setelah dilakukan penelitian terhadap sayur bayam dari kedua cara di atas dengan di rebus didapatkan kandungan oksalat sebesar 0,108 g (tanpa bumbu) dan 0,112 g (dengan bumbu) dengan waktu optimum 3 menit. Pada pemasakan dengan penumisan kadar oksalat 0,112 g (tanpa bumbu) dan 0,125 g (dengan bumbu) dengan waktu maksimum 5 menit. Pengukuran kadar oksalat menggunakan metode Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 345 nm. kadar oksalat dalam bayam hijau berada di bawah letal dosis terendah menurut Badan POM RI 2012 (6-8 g).

References

[1]. Ahmad, D. 2008. Manfaat Tanaman Obat. Penerbit Edsa Mahkota. Jakarta.

[2]. Chamjangali, M.A. Keley, V. Bagherian, G. 2006. Kinetic Spectrophotometric Method For The Determination Of Trace Amounts Of Oxalate By An Activation Effect. Analytical Sciences. Vol 22. Hal 333-336.

[3]. Fitriani, H. Nurlailah.Rakhmina, D. 2016. Kandungan Asam Oksalat Sayur Bayam. Jurnal Analis Kesehatan. Kemenkes Banjarmasin. Vol 2(2). Hal 51-55.

[4]. Jamaluddin, 2012,Pengetahuan Masyarakat Tentang Sayur Bayam, http://elib.unikom.ac.id/files/dish1/619/jbptunikompp-gdl-Jamaluddin-30944-10-unikom_j-i. Diakes pada 6 Desember 2016.

[5]. Jiang, Z.L, M.X.Zhao, L.X.Liao. 1996. Catalytic Spectrophotometric Methods For Determination of Oxalic Acid. Analytical Chemical. Acta 320: 139-143.

[6]. Ramdani, S. 2010. Bayam Jadi Pilihan Usaha. Cet 2. Sarjana Ilmu Pustaka. Bandung.

[7]. Rukmana, R. 1994. Bayam, Bertaman & Pengolahan Pascapanen. Kanisius. Yogyakarta.

[8]. Santoso, A.M. 2013. Distribution Of Calcium Oxalate Cristal, Reduction Of Oxalates, And The Effect Of Cultivation Method On Its Formation In Some Vegetable. Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS. Vol 10. No. 2

Published

2024-11-14

How to Cite

Analisis Pengaruh Waktu Pemanasan Terhadap Kadar Oksalat Dalam Bayam Hijau (Amarantus hybridus) Dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis. (2024). Jurnal Sains Dan Kesehatan, 1(8), 415-421. https://jsk.ff.unmul.ac.id/index.php/JSK/article/view/116

Most read articles by the same author(s)